KOMPAS MAGNIT
PrinsipKerjaKompasMagnit :
Prinsip kerja kompas magnit pada
dasarnya sangat sederhana, yaitu :
Apabila suatu batangan magnit berdiri
bebas maka batangan magnittersebutakan mengarah ke arah kutub-kutubnya. Dasar
itulah yang dipakai manusiasebagai acuan / dasar pembuatan kompas magnit.
Missal sebuah batang magnit diikat
benang di bagian tengah sehinggaseimbang, kemudian benang tersebut di angkat
sehingga batang magnit akanergantung (berdiri bebas), maka batangan magnit
tersebut akan menunjuk kearah kutub-kutubnya.
Fungsi bagian bagian kompas magnit:
Gambar 2. Bagian-Bagian Kompas
-Ketel pedoman
Tempat bagi keseluruhan bagian kompas
-Piringan pedoman
Penulisan skala derajat
c -Batangan magnit
Kekuatan yang mengarahkan arah utara dan selatankearah kutub
- -Pelampung
Mengapung dan menjaga kestabilan posisi daripiringan pedoman
-Pemberat Gaya
grafitasi, untuk membuat ketel pedoman cepatkembali pada posisi tegak
f. Cairan :
Alkohal 25 % : - Cairan tidak mudah membaku
- Tidak mudah berkarat
Air suling 75 % : - Cairan tidak mudah menguap
-Menghindari cat dalam kompas terkelupas
-Cincin Keseimbangan, supaya kompas selalu
dalam posisitegak
-Batang semat Tempat kedudukan pelamp ung dan
batangan magnit
Persyaratan kompas magnit:
Kompas magnit
berfungsi sebagai pedoman di kapal untuk menuju kearah yang sesuai dengan
tujuan. Sebagai alat pedoman maka kompas harusbenar. Untuk mengetahui kompas
benar atau tidak maka ada alat yangmengaudit dan memperbaiki secara periodik.
Dalam penggunaan di kapalketerampilan menguji / mengecek kebenaran kompas
magnit harus di miliki.
Cara-cara yang lazim dan sangat mudah
dilakukan adalah:
1. Pengecekan tentang kepekaan kompas
(Sensitif).
Urutan pengecekan :
a. Letakkan kompas di meja, dengan posisi
piringan pedoman ratamendatar.
b. Pegang kompas,
dengan cara tangan kanan memegang sisi kanankompas dan tangan kiri memegang
sisi kiri bagian kompas.
c. Putar kompas ke
arah kanan / kiri kurang lebih 45 o.Apabila piringan pedoman saat diputar cepat
mengikuti / bergerakdan cepat berhenti pada saat dihentikan sama dengan arah
putaran makakompas itu “Peka” apabila sebaliknya maka kompas tersebut “Tidak
peka”.
2. Pengecekan Tentang Kestabilan /
Keseimbangan Kompas
Urutan pengecekan :
a. Letakkan kompas di meja, dengan
posisi piringan pedoman ratamendatar.
b. Pegang
kompas, dengan cara tangan kanan memegang sisi kanankompas dan tangan kiri
memegang sisi kiri bagian kompas.
c. Miringkan kotak kompas ke kanan / ke
kiri kemudian ke depan dan kebelakang.
Apabila posisi kaca / piringan pedoman
tetap mendatar makakompas stabil. Apabila sebaliknya maka kompas tidak
stabil.Lakukan kegiatan seperti poin 1 dan 2 secara berualang untuk hasil
yanglebih akurat. Hati hati dalam melakukan kegiatan di atas.
3. Pengecekan
tentang kebenaran arah yang di tunjukkan kompasDengan cara mencocokkan kompas
dengan kompas yang lain(kompas standar) atau mungkin dicocokkan dengan tidak
hanya pada satukompas.
Pembacaan Kompas Magnet
Pembacaanarah pada
kompas magnit dilakukan dengan menyatukan
angka derajat yang dikehendaki dengan
garis layar yang ada di peta. Garis layaradalah garis hitam pada bagian atas
ketel pedoman yang berfungsi sebagai garishaluan / lunas kapal (arah
kapal).Angka derajat tertulis pada piringan pedoman. Piringan pedoman
ialahsebuah piringan bergambar mawar podoman yang merupakan gambarancakrawala
setempat. Garis utara selatan dan garis timur barat berpotongan tegaklurus
melalui titik pusat mawar pedoman menjadi empat kuadrat.Tiap tiap kuadrat
dibagi mamjadi menjadi delapan bagian atau delapansurat, jadi 1 ( satu ) surat
= 11 ¼o. Oleh karena itu mawar pedoman
adalahsebuah lingkaran yang mempunyai pembagian derajat dari 0 o sampai dengan360 o, maka mawar
pedoman ini terbagi menjadi 32 surat.Untuk melengkapi penjelasan di atas
berikut ini adalah gambar mataangin pada mawar pedoman (lihat gambar).
1. Utara = 0o
2. Utara di kiri
jarum pendek = 11 ¼o
3. Utara timur
laut = 22 ½o
4. Timur laut di
kiri jarum pendek = 33 ¾o
5. Timur laut = 45o
6. Timur laut di
kiri jarum pendek = 56 ¼o
7. Timur timur
laut = 67 ½o
8. Timur di kanan
jarum pendek = 78 ¾o
9. Timur = 90o
10. Timur di kiri
jarum pendek = 101 ¼o
11. Timur tenggara
= 112o
12. Tenggara di
kanan jarum pendek = 123 ¾o
13. Tenggara = 135o
14. Tenggara di
kiri jarum pendek = 146 ¼o
15. Selatan
tenggara = 157 ½o
19. Selatan barat daya =
225o
16. Sekatan di
kanan jarum pendek = 168 ¾o
17. Selatan = 180o
18. Selatan di
kiri jarum pendek = 108 ¾o
19. Selatan barat
daya = 225o
20. Barat daya di
kanan jarum pendek = 213 ¼o
21. Barat daya = 225o
22. Barat daya di
kiri jarum pendek = 236 ¼o
23. Barat barat
daya = 347 ¾o
24. Barat di kanan
jarum pendek = 258 ¾o
25. Barat = 270o
26. Barat di kiri
jarum pendek = 288 ¼o
27. Barat barat
laut = 292 ½o
28. Barat laut di
kanan jarum pendek = 303 ¾o
29. Barat laut = 315o
30. Barat laut di
kiri jarum pendek = 326 ¼o
31. Utara barat
laut = 337 ½o
32. Utara di kanan
jarum pendek = 348 ¾o
Contoh :
10 o = Sepuluh derajat
235 o = Dua ratus tiga puluh lima
derajat
Atau dengan penyebutan arah mata angin
diikuti berapa nilai drajatnya.
Macam haluan :
Gambar macam sudut
haluan
Keterangan :
US = Utara sejati HP = Haluan pedoman
UM = Utara magnetik V = Variasi
UP = Utara pedoman D = Demiasi
HS = Haluan sejati
HM = Haluan magnetik
HS = Haluan sejati ialah haluan yang
terbentuk dari arah US dengan arahluaskapal, haluan ini tidak terpengaruh oleh
magnit apapun dan haluan inimerupakan garis yang ada tertulis di peta.
HM = Haluan
magnetis ialah haluan atau sudut yang terbentuk antara USdengan arah lunas
kapal. Haluan ini terpengaruh oleh magnit bumi.Haluan ini merupakan arah
derajat di kompas magnit yang diletakkan diatas kapal kayu yang tidak
mengandung magnit.
HP = Haluan pedoman ialah haluan sudut yang
terbentuk antara UPdenganarah lunas kapal, haluan ini terpengaruh oleh adanya
magnit bumidengan magnit besi kapal dan haluan ini merupakan arah
derajatdikompas magnit yang di letakkan diatas kapal besi.Untuk memperoleh
angka derajat dari uraian diatas dapat dirumuskandengan cara yang sederhana.
Perhatikan gambar diatas.
Rumus:
HS= HM + V
= HP + (V +D)
HM = HS – V
= HP + D
HP = HS – (V+D)
= HM – D
Penggunaan rumus ini dapat digambarkan
dengan alur denah sbb:
Kompas Kemudi Dan Kompas Baring
Kompas magnit pada
penggunaannyan dibagi menjadi kompas kemudi,
kompas standar dan kompas baring.
Masing-masing kompas tersebut berfungsisesuai dengan namanya.
1. Kompas kemudi ialah kompas yang
digunakan untuk mengemudikan kapalyang diletakkan di depan kemudi.
2. Kompas standar ialah kompas yang
digunakan untuk mengkalibrasi kompas,kompas standar diletakkan diatas ruang
kemudi yang jauh dari pengaruhmagnit.
3. Kompas baring ialah kompas yang
digunakan untuk membaring dandiletakkan dikapal pada suatu tempat yang mudah
untuk melihat benda yangberbaring dan dilengkapi dengan alat baring.
SEXTAN
Sextan Merupakan salah satu
alat navigasi di kapal yang gunanya untuk menentukan sudut antara kapal dengan
benda-benda lain di luar kapal baik benda-benda didarat maupun dengan benda-benda
angkasa ( misalnya matahari, bulan, bintang, dsb ).
Cara Pengoperasian
1. Ambil sextan
dari kotak penyimpanan dengan menggunakan tangan kiri pada bagian pangkalnya
lalu pindahkan ke tangan kanan (pegang pada bagian handle / pegangannya).
2. Atur
alhidade dan nonius pada kedudukan 0 (nol), sisihkan kaca berwarna yang tidak
perlu.
3. Cari nilai
koreksi index benda yang akan diukur dengan cara memutar nonius dan dicatat.
4. Ukur sudut benda
yang akan kita ukur dengan mengatur alhidade sedemikian rupa.
5. Putar sekrup
halus sehingga bayangan benda menjadi satu dengan benda lain. Atau dalam
pengukuran secara vertikal atur bayangan benda angkasa tepat menyinggung
cakrawala / horizon.
a. Pada
pengukuran matahari yang disinggungkan pada cakrawala adalah tepi bawah / tepi
atas.
b. Pada
pengukuran bulan yang disinggungkan dengan cakrawala adalah tepi atas.
c. Pada
pengukuran bintang dan planet, yang disinggungkan pada cakrawala/horizon adalah
titik pusatnya.
6. Catat hasil
pengukurannya dan pada saat pengukuran benda angkasa catat pula waktu saat
benda angkasa tersebut menyinggung cakrawala.
7. Catat juga
hal-hal lain yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Waktu dan tanggal
pembaringan.
b. Posisi duga kapal.
c. Haluan kapal.
d. Tinggi mata.
Perawatan Sextan
1. Sextan harus
dijaga benar-benar jangan sampai jatuh. Atau mendapat getaran yang berlebihan.
2. Bila sextan
telah digunakan bersihkan dengan lap dan simpan kembali ke dalam kotaknya
dengan baik dan kunci rapat, serta jauhkan dari suhu tinggi (mis. sinar
matahari langsung) dan jauhkan juga dari uap air.
3. Sewaktu
mengeluarkan sextan dari dalam kotak, yang harus dipegang pada kerangkanya atau
pegangannya (handle) dan jangan sekali-kali memegang pada bagian busur,
alhidade atau teropongnya.
4. Secara
periodik bagian-bagian yang bergerak harus diberi minyak pelumas.
5. Lem bidang
busur jangan dibuat mengkilap.
6. Apabila sextan disimpan dalam jangka waktu yang panjang hendaknya busur dan
poros berulir dilapisi dengan vaselin.
TOPDAL TUNDA
Prinsip Kerja
1. Apabila Log Vin ditarik, maka akan berputar
dengan kecepatan yang tergantung dari kecepatan kapal yang menundanya. Makin cepat kapal menundanya maka makin besar pula jumlah putarannya, dan
makin kecil kecepatan kapal yang menundanya maka
makin kecil jumlah putarannya.
2. Selanjutnya jumlah putaran Log Vin ini dilanjutkan ke Lonceng Penghitung
melalui tali topdal. Pada lonceng topdal tidak secara langsung dapat
menunjukkan kecepatan kapal. Akan tetapi yang langsung ditunjukkan adalah
jarak yang telah ditempuh oleh kapal.
Cara
Pembacaan pada Lonceng Penghitung
1. Arah putaran
dari jarum kecil ini adalah kekiri (berputar berlawanan arahjarum jam), jika
jarum kecil ini berputar satu kali, maka jarum besar akan berpindah satu bagian
skala searah jarum jam.
2. Pada plat
jarum kecil tiap-tiap bagian skala menunjukkan jarak 1/10 mil dan pada plat
jarum besar tiap-tiap skala menunjukkan jarak 1 mil.
Cara Pengoperasian
2. Pasang Sepatu Log Topdal pada pagar buritan
kapal dengan kencang.
3. Kaitkan lonceng penghitung pada sepatu log.
4. Ikat dan rangkaikan masing-masing bagian
topdal yang terdiri dari roda pengatur dan tali tunda, pemberat (tonnece)
dan pengapung atau sirip topdal (log vin).
5. Pengapung (sirip todal) dipegang, turunkan
bagian yang lainnya secara perlahan-lahan.
6. Lemparkan sirip topdal kearah belakang,
hindari kekusutan pada tali topdal (tali tunda).
7. Pegang tali topdal dengan kuat dan bila
pengapung (sirip topdal) sudah mendapat tekanan di air maka akan
berputar. Putaran sirip topdal akan diteruskan ke roda pengatur dan
selanjutnya ke lonceng penghitung.
8. Saat roda pengatur mulai berputar, catat
waktunya.
9. Catat jarak yang ditempuh kapal dengan cara melihat
pada skala yang ditunjukkan pada lonceng penghitung dan catat juga waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai jarak tersebut.
v = s / t
|
s = jarak (mil)
t = waktu (jam)
Cara Perawatan
bila Topdal Selesai Dipergunakan
1. Tali topdal dibelakang roda pengatur ditarik
sehingga tali pada lonceng penghitung menjadi sedikit kendor.
2. Kaitan tali topdal pada roda pengatur dilepas.
3. Tali topdal dihibop dan ujung tali diarea
kembali ke dalam air.
4. Hati-hati selama sirip topdal masih berada di
dalam air dan kapal masih bergerak maju, maka sirip topdal dan tali topdal
masih tetap berputar.
5. Lepaskan tali topdal dari sirip topdal
6. Cuci tali topdal dengan air tawar dan
keringkan dengan cara diangin-anginkan lalu setelah kering dirapihkan.
7. Selanjutnya angkat sirip topdal ke atas deck
dan cuci dengan air tawar.
8. Lepaskan roda pengatur dari poros lonceng penghitung.
9. Lepaskan lonceng penghitung dari tempat duduknya, dan simpan kembali ke
dalam kotaknya.
Perawatan Topdal
1. Pada waktu memasang atau menaikkan sirip
topdal harus dijaga agar tidak tersentuh oleh benda-benda keras.
2. Bila selesai dipergunakan, Sirip topdal
dicuci dengan air tawar, lalu dikeringkan dan dilumasi dengan gemuk.
3. Tali topdal cuci dengan air tawar, lalu
keringkan dengan cara diangin-anginkan dan setelah kering digulung rapi.
4. Bagian-bagian yang bergerak dari lonceng
penghitung diperiksa dan dibersihkan serta diminyaki.
PERUM TANGAN
Salah satu alat navigasi yang
berfungsi untuk mengukur kedalaman perairan, sekaligus mengetahui jenis
dasarnya.
Cara Pengoperasian
a. Siapkan alat
perum diatas deck haluan kapal, bila pengoperasian pada malam hari hitung
terlebih dahulu jarak dari tangan juru perum sampai dengan permukaan air.
b. Batu duga
pada bagian lubang bawah diberi vaselin atau gemuk.
c. Kecepatan
kapal dikurangi atau sampai berhenti sama sekali.
d. Batu duga
diayun dengan menggunakan tangan kanan, dan selanjutnya diturunkan ke air
sampai dengan batu duga menyentuh dasar perairan.
e. Sesaat
setelah menyentuh dasar, diatur sedemikian rupa agar posisi tali tegak lurus
dan tidak kendor.
f. Pada saat
tali benar-benar tegak perhatikan batas tali dan tanda warna yang menyentuh
permukaan air, bila dioperasikan pada malam hari atau cuaca buruk maka yang
dibaca adalah merkah yang terpegang di tangan.
g. Juru Perum
meneriakkan tanda merkah yang terlihat pada tali perum ( kedalaman perairan ).
h. Catat
kedalaman perairan berdasarkan warna tanda pada tali perum tersebut.
i. Setelah
pembacaan selesai tali ditarik lagi ke atas deck.
j. Perhatikan
jenis dasar laut yang menempel pada batu duga.
k. Catat
hasilnya.
Tanda-tanda Merkah pada Tali
Perum Tangan :
a. Pada setiap
kepanjangan tali 3, 13, 23, dst. Ditandai dengan kain berwarna merah.
b. Pada setiap
kepanjangan tali 5, 15, 25, dst. Ditandai dengan kain berwarna putih.
c. Pada setiap
kepanjangan tali 7, 17, 27, dst. Ditandai dengan kain berwarna biru.
d. Pada setiap
kepanjangan tali 10, 20, 30, dst. Ditandai dengan sepotong kulit yang
dilubangi.
e. Pada setiap
kepanjangan tali 1, 2, 4, 6, 8, 9, 11, 12 dst. Ditandai dengan tali putih atau
warna kain selain warna di atas.
Ketelitian Pemeruman Tergantung dari :
a. Kecepatan
kapal.
b. Kemahiran
juru perum.
c. Keadaan
cuaca pada saat itu.
d. Banyaknya
pemeruman yang dilakukan
PETA
Peta merupakan perlengkapan utama dalam pelayaran kapal bentuk dua dimensi (pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu. atau dengan kata lain representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi.
a.Proyeksi peta menurut jenis
bidang proyeksi dibedakan :
-Proyeksi bidang datar /
Azimuthal / Zenithal
-Proyeksi Kerucut
-Proyeksi Silinder
b. Proyeksi
peta menurut kedudukan bidang proyeksi dibedakan :
-Proyeksi normal
-Proyeksi miring
-Proyeksi transversal
c. Proyeksi
peta menurut jenis unsur yang bebas distorsi dibedakan:
-Proyeksi
conform, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya sudut
-Proyeksi
equidistant, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya panjang
jarak
-Proyeksi
equivalent, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya luas suatu
daerah pada bidang -lengkung
BAROMETER
Sebuah barometer yang secara otomatis mencatat
tekanan-tekanan udara dengan tidak terputus-putus selama jangka waktu tertentu,
yang dilukis oleh pena pencatat dan membentuk garis lukisan pada kertas diagram
(berogram).
Cara Pengoperasian
1. Siapkan alat
Barograph.
2. Isi pena
dengan tinta (bila isinya telah habis) dan ganti kertas silinder dengan kertas
diagram yang baru.
3. Putar pesawat jamnya.
4. Amati tekanan udara
pada barograph yang dihasilkan dari garis lukisan pena pencatat pada kertas
diagram silinder.
5. Catat
hasilnya.
6. Hitung tekanan
udara sebenarnya dengan cara menambahkan koreksi-koreksi barograph, antara lain
:
a. koreksi tinggi.
b. koreksi indeks.