Monday, 11 July 2016

ALAT NAVIGASI KONFENSIONAL

KOMPAS MAGNIT
PrinsipKerjaKompasMagnit :
Prinsip kerja kompas magnit pada dasarnya sangat sederhana, yaitu :
Apabila suatu batangan magnit berdiri bebas maka batangan magnittersebutakan mengarah ke arah kutub-kutubnya. Dasar itulah yang dipakai manusiasebagai acuan / dasar pembuatan kompas magnit. Missal  sebuah batang magnit diikat benang di bagian tengah sehinggaseimbang, kemudian benang tersebut di angkat sehingga batang magnit akanergantung (berdiri bebas), maka batangan magnit tersebut akan menunjuk kearah kutub-kutubnya.


Fungsi bagian bagian kompas magnit:
Gambar 2. Bagian-Bagian Kompas
Table : Fungsi Bagian Bagian Kompas Magnit.
      -Ketel pedoman Tempat bagi keseluruhan bagian kompas
        -Piringan pedoman Penulisan skala derajat
c      -Batangan magnit Kekuatan yang mengarahkan arah utara dan selatankearah          kutub
-       -Pelampung Mengapung dan menjaga kestabilan posisi daripiringan pedoman
        -Pemberat Gaya grafitasi, untuk membuat ketel pedoman cepatkembali pada              posisi tegak
f.                                                                 Cairan :
                       Alkohal 25 %      : - Cairan tidak mudah membaku
                                                   - Tidak mudah berkarat

                       Air suling 75 %  : - Cairan tidak mudah menguap
                                                   -Menghindari cat dalam kompas terkelupas
     -Cincin Keseimbangan, supaya kompas selalu dalam posisitegak
     -Batang semat Tempat kedudukan pelamp ung dan batangan magnit


Persyaratan kompas magnit:
Kompas magnit berfungsi sebagai pedoman di kapal untuk menuju kearah yang sesuai dengan tujuan. Sebagai alat pedoman maka kompas harusbenar. Untuk mengetahui kompas benar atau tidak maka ada alat yangmengaudit dan memperbaiki secara periodik. Dalam penggunaan di kapalketerampilan menguji / mengecek kebenaran kompas magnit harus di miliki.
Cara-cara yang lazim dan sangat mudah dilakukan adalah:

1. Pengecekan tentang kepekaan kompas (Sensitif).
     Urutan pengecekan :
a.  Letakkan kompas di meja, dengan posisi piringan pedoman ratamendatar.
b. Pegang kompas, dengan cara tangan kanan memegang sisi kanankompas dan tangan kiri memegang sisi kiri bagian kompas.
c. Putar kompas ke arah kanan / kiri kurang lebih 45 o.Apabila piringan pedoman saat diputar cepat mengikuti / bergerakdan cepat berhenti pada saat dihentikan sama dengan arah putaran makakompas itu “Peka” apabila sebaliknya maka kompas tersebut “Tidak peka”.
2. Pengecekan Tentang Kestabilan / Keseimbangan Kompas
     Urutan pengecekan :
a. Letakkan kompas di meja, dengan posisi piringan pedoman ratamendatar.
b.  Pegang kompas, dengan cara tangan kanan memegang sisi kanankompas dan tangan kiri memegang sisi kiri bagian kompas.
c. Miringkan kotak kompas ke kanan / ke kiri kemudian ke depan dan kebelakang.
Apabila posisi kaca / piringan pedoman tetap mendatar makakompas stabil. Apabila sebaliknya maka kompas tidak stabil.Lakukan kegiatan seperti poin 1 dan 2 secara berualang untuk hasil yanglebih akurat. Hati hati dalam melakukan kegiatan di atas.

3. Pengecekan tentang kebenaran arah yang di tunjukkan kompasDengan cara mencocokkan kompas dengan kompas yang lain(kompas standar) atau mungkin dicocokkan dengan tidak hanya pada satukompas.

Pembacaan Kompas Magnet
Pembacaanarah pada kompas magnit dilakukan dengan menyatukan
angka derajat yang dikehendaki dengan garis layar yang ada di peta. Garis layaradalah garis hitam pada bagian atas ketel pedoman yang berfungsi sebagai garishaluan / lunas kapal (arah kapal).Angka derajat tertulis pada piringan pedoman. Piringan pedoman ialahsebuah piringan bergambar mawar podoman yang merupakan gambarancakrawala setempat. Garis utara selatan dan garis timur barat berpotongan tegaklurus melalui titik pusat mawar pedoman menjadi empat kuadrat.Tiap tiap kuadrat dibagi mamjadi menjadi delapan bagian atau delapansurat, jadi 1 ( satu ) surat = 11 ¼o. Oleh karena itu mawar pedoman adalahsebuah lingkaran yang mempunyai pembagian derajat dari 0 o sampai dengan360 o, maka mawar pedoman ini terbagi menjadi 32 surat.Untuk melengkapi penjelasan di atas berikut ini adalah gambar mataangin pada mawar pedoman (lihat gambar).
1. Utara                                                  = 0o
2. Utara di kiri jarum pendek                = 11 ¼o
3. Utara timur laut                                 = 22 ½o
4. Timur laut di kiri jarum pendek        = 33 ¾o
5. Timur laut                                          = 45o
6. Timur laut di kiri jarum pendek        = 56 ¼o
7. Timur timur laut                                = 67 ½o
8. Timur di kanan jarum pendek           = 78 ¾o
9. Timur                                                 = 90o
10. Timur di kiri jarum pendek              = 101 ¼o
11. Timur tenggara                                = 112o
12. Tenggara di kanan jarum pendek    = 123 ¾o
13. Tenggara                                          = 135o
14. Tenggara di kiri jarum pendek         = 146 ¼o
15. Selatan tenggara                              = 157 ½o
19. Selatan barat daya                           = 225o
16. Sekatan di kanan jarum pendek      = 168 ¾o
17. Selatan                                             = 180o
18. Selatan di kiri jarum pendek           = 108 ¾o
19. Selatan barat daya                           = 225o
20. Barat daya di kanan jarum pendek = 213 ¼o
21. Barat daya                                       = 225o
22. Barat daya di kiri jarum pendek      = 236 ¼o
23. Barat barat daya                              = 347 ¾o
24. Barat di kanan jarum pendek          = 258 ¾o
25. Barat                                                = 270o
26. Barat di kiri jarum pendek               = 288 ¼o
27. Barat barat laut                               = 292 ½o
28. Barat laut di kanan jarum pendek   = 303 ¾o
29. Barat laut                                         = 315o
30. Barat laut di kiri jarum pendek       = 326 ¼o
31. Utara barat laut                               = 337 ½o
32. Utara di kanan jarum pendek          = 348 ¾o                       



 HALUAN
Haluan adalah sudut yang di bentukantara arah utara dengan luas arah kapal.Pada umumnya haluan dihitung dari utarake arah timur sampai 360o , sesuai denganarah putaran jarum jam. Penulisan ataupenyebutan dari haluan dapat dinyatakandengan cara menyebutkan langsung berapaderajatnya.
  
Contoh :
10 o = Sepuluh derajat
235 o = Dua ratus tiga puluh lima derajat
Atau dengan penyebutan arah mata angin diikuti berapa nilai drajatnya.

Macam haluan :








Pada umumnya kegiatan dikapal yang berkaitan dengan haluan adalahkegiatan pokok yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.Kegiatanpersiapan dilakukan di atas peta dan dilaksanakan di atas kompas. Oleh karenaitu haluan kapal dibagi menjadi haluan di atas peta dan haluan di kompas.Haluan di peta disebut dengan haluan sejati dan haluan di kompasmagnit disebut haluan pedoman. Uraian tentang HS dan HP akan dirinci berikutini.Kompas magnit yang dibahas terdahulu bekerja berdasarkan medanmagnit, sehingga arah yang ditentukan akan dipengaruhi oleh medan magnityang berada di sekitarnya. Medan magnit yang berada disekitar kompas adalahmagnit besi kapal dan magnit bumi. Pengaruh magnit besi yang ada dikapaldisebut dengan deviasi dan pengaruh magnit bumi disebut dengan variasi.Dari uraian diatas maka mata angin dan haluan dapat dirinci sebagaiberikut :















Gambar macam sudut haluan
Keterangan :
US = Utara sejati                    HP     = Haluan pedoman
UM = Utara magnetik                       V       = Variasi
UP   = Utara pedoman                       D       = Demiasi
HS = Haluan sejati
HM = Haluan magnetik

HS = Haluan sejati ialah haluan yang terbentuk dari arah US dengan arahluaskapal, haluan ini tidak terpengaruh oleh magnit apapun dan haluan inimerupakan garis yang ada tertulis di peta.
HM = Haluan magnetis ialah haluan atau sudut yang terbentuk antara USdengan arah lunas kapal. Haluan ini terpengaruh oleh magnit bumi.Haluan ini merupakan arah derajat di kompas magnit yang diletakkan diatas kapal kayu yang tidak mengandung magnit.
HP   = Haluan pedoman ialah haluan sudut yang terbentuk antara UPdenganarah lunas kapal, haluan ini terpengaruh oleh adanya magnit bumidengan magnit besi kapal dan haluan ini merupakan arah derajatdikompas magnit yang di letakkan diatas kapal besi.Untuk memperoleh angka derajat dari uraian diatas dapat dirumuskandengan cara yang sederhana. Perhatikan gambar diatas.
Rumus:
HS= HM + V
      = HP + (V +D)
HM = HS – V
      = HP + D
HP = HS – (V+D)
      = HM – D

Penggunaan rumus ini dapat digambarkan dengan alur denah sbb:


Kompas Kemudi Dan Kompas Baring
Kompas magnit pada penggunaannyan dibagi menjadi kompas kemudi,
kompas standar dan kompas baring. Masing-masing kompas tersebut berfungsisesuai dengan namanya.
1. Kompas kemudi ialah kompas yang digunakan untuk mengemudikan kapalyang diletakkan di depan kemudi.
2. Kompas standar ialah kompas yang digunakan untuk mengkalibrasi kompas,kompas standar diletakkan diatas ruang kemudi yang jauh dari pengaruhmagnit.
3. Kompas baring ialah kompas yang digunakan untuk membaring dandiletakkan dikapal pada suatu tempat yang mudah untuk melihat benda yangberbaring dan dilengkapi dengan alat baring.



SEXTAN
Sextan Merupakan salah satu alat navigasi di kapal yang gunanya untuk menentukan sudut antara kapal dengan benda-benda lain di luar kapal baik benda-benda didarat maupun dengan benda-benda angkasa ( misalnya matahari, bulan, bintang, dsb ).

Cara Pengoperasian
1. Ambil sextan dari kotak penyimpanan dengan menggunakan tangan kiri pada bagian pangkalnya lalu pindahkan ke tangan kanan (pegang pada bagian handle / pegangannya).
2. Atur alhidade dan nonius pada kedudukan 0 (nol), sisihkan kaca berwarna yang tidak perlu.
3. Cari nilai koreksi index benda yang akan diukur dengan cara memutar nonius dan dicatat.
4. Ukur sudut benda yang akan kita ukur dengan mengatur alhidade sedemikian rupa.
5. Putar sekrup halus sehingga bayangan benda menjadi satu dengan benda lain. Atau dalam pengukuran secara vertikal atur bayangan benda angkasa tepat menyinggung cakrawala / horizon.
a. Pada pengukuran matahari yang disinggungkan pada cakrawala adalah tepi bawah / tepi atas.
b. Pada pengukuran bulan yang disinggungkan dengan cakrawala adalah tepi atas.
c. Pada pengukuran bintang dan planet, yang disinggungkan pada cakrawala/horizon adalah titik pusatnya.
6. Catat hasil pengukurannya dan pada saat pengukuran benda angkasa catat pula waktu saat benda angkasa tersebut menyinggung cakrawala.
7. Catat juga hal-hal lain yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Waktu dan tanggal pembaringan.
b. Posisi duga kapal.
c. Haluan kapal.
d. Tinggi mata.

Perawatan Sextan
1. Sextan harus dijaga benar-benar jangan sampai jatuh. Atau mendapat getaran yang berlebihan.
2. Bila sextan telah digunakan bersihkan dengan lap dan simpan kembali ke dalam kotaknya dengan baik dan kunci rapat, serta jauhkan dari suhu tinggi (mis. sinar matahari langsung) dan jauhkan juga dari uap air.
3. Sewaktu mengeluarkan sextan dari dalam kotak, yang harus dipegang pada kerangkanya atau pegangannya (handle) dan jangan sekali-kali memegang pada bagian busur, alhidade atau teropongnya.
4. Secara periodik bagian-bagian yang bergerak harus diberi minyak pelumas.
5. Lem bidang busur jangan dibuat mengkilap.
6. Apabila sextan disimpan dalam jangka waktu yang panjang hendaknya busur dan poros berulir dilapisi dengan vaselin.


TOPDAL TUNDA

Topdal Tunda Merupakan salah satu alat navigasi yang berfungsi untuk mengukurkecepatan kapal.
Prinsip Kerja
1.  Apabila Log Vin ditarik, maka akan berputar dengan kecepatan yang tergantung dari kecepatan kapal yang menundanya. Makin cepat kapal menundanya maka makin besar pula jumlah putarannya, dan makin kecil kecepatan kapal yang menundanya maka makin kecil jumlah putarannya.
2.  Selanjutnya jumlah putaran Log Vin ini dilanjutkan ke Lonceng Penghitung melalui tali topdal.  Pada lonceng topdal tidak secara langsung dapat menunjukkan kecepatan kapal.  Akan tetapi yang langsung ditunjukkan adalah jarak yang telah ditempuh oleh kapal.
Cara Pembacaan pada Lonceng Penghitung
1.   Arah putaran dari jarum kecil ini adalah kekiri (berputar berlawanan arahjarum jam), jika jarum kecil ini berputar satu kali, maka jarum besar akan berpindah satu bagian skala searah jarum jam.
2.   Pada plat jarum kecil tiap-tiap bagian skala menunjukkan jarak 1/10 mil dan pada plat jarum besar tiap-tiap skala menunjukkan jarak 1 mil.

Cara Pengoperasian
1.  Siapkan peralatan di buritan kapal dan alat pencatat waktu (jam).
2.  Pasang Sepatu Log Topdal pada pagar buritan kapal dengan kencang.
3.  Kaitkan lonceng penghitung pada sepatu log.
4.  Ikat dan rangkaikan masing-masing bagian topdal yang terdiri dari roda pengatur dan tali tunda, pemberat (tonnece) dan pengapung atau sirip topdal (log vin).
5.  Pengapung (sirip todal) dipegang, turunkan bagian yang lainnya secara perlahan-lahan.
6.  Lemparkan sirip topdal kearah belakang, hindari kekusutan pada tali topdal (tali tunda).
7.  Pegang tali topdal dengan kuat dan bila pengapung (sirip topdal) sudah mendapat tekanan di air maka akan berputar.  Putaran sirip topdal akan diteruskan ke roda pengatur dan selanjutnya ke lonceng penghitung.
8.  Saat roda pengatur mulai berputar, catat waktunya.
9.  Catat jarak yang ditempuh kapal dengan cara melihat pada skala yang ditunjukkan pada lonceng penghitung dan catat juga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai jarak tersebut.

v  =  s / t
10.Hitung kecepatan kapal dengan cara memasukkan data tadi kedalam rumus :          dimana :  v = kecepatan (mil/jam)

s = jarak (mil)
     t = waktu (jam)


Cara Perawatan bila Topdal Selesai Dipergunakan
1. Tali topdal dibelakang roda pengatur ditarik sehingga tali pada lonceng penghitung menjadi sedikit kendor.
2. Kaitan tali topdal pada roda pengatur dilepas.
3. Tali topdal dihibop dan ujung tali diarea kembali ke dalam air.
4. Hati-hati selama sirip topdal masih berada di dalam air dan kapal masih bergerak maju, maka sirip topdal dan tali topdal masih tetap berputar.
5. Lepaskan tali topdal dari sirip topdal
6. Cuci tali topdal dengan air tawar dan keringkan dengan cara diangin-anginkan lalu setelah kering dirapihkan.
7. Selanjutnya angkat sirip topdal ke atas deck dan cuci dengan air tawar.
8. Lepaskan roda pengatur dari poros lonceng penghitung.
9. Lepaskan lonceng penghitung dari tempat duduknya, dan simpan kembali ke dalam kotaknya.
Perawatan Topdal
1.  Pada waktu memasang atau menaikkan sirip topdal harus dijaga agar tidak tersentuh oleh benda-benda keras.
2.  Bila selesai dipergunakan, Sirip topdal dicuci dengan air tawar, lalu dikeringkan dan dilumasi dengan gemuk.
3.  Tali topdal cuci dengan air tawar, lalu keringkan dengan cara diangin-anginkan dan setelah kering digulung rapi.
4.  Bagian-bagian yang bergerak dari lonceng penghitung diperiksa dan dibersihkan serta diminyaki.
5.  Selanjutnya semua peralatan disimpan pada tempat yang aman dan kering.


PERUM TANGAN
Salah satu alat navigasi yang berfungsi untuk mengukur kedalaman perairan, sekaligus mengetahui jenis dasarnya.
Perum Tangan



Cara Pengoperasian
a.   Siapkan alat perum diatas deck haluan kapal, bila pengoperasian pada malam hari hitung terlebih dahulu jarak dari tangan juru perum sampai dengan permukaan air.
b.       Batu duga pada bagian lubang bawah diberi vaselin atau gemuk.
c.    Kecepatan kapal dikurangi atau sampai berhenti sama sekali.
d.   Batu duga diayun dengan menggunakan tangan kanan, dan selanjutnya diturunkan ke air sampai dengan batu duga menyentuh dasar perairan.
e.    Sesaat setelah menyentuh dasar, diatur sedemikian rupa agar posisi tali tegak lurus dan tidak kendor.
f.     Pada saat tali benar-benar tegak perhatikan batas tali dan tanda warna yang menyentuh permukaan air, bila dioperasikan pada malam hari atau cuaca buruk maka yang dibaca adalah merkah yang terpegang di tangan.
g.   Juru Perum meneriakkan tanda merkah yang terlihat pada tali perum ( kedalaman perairan ).
h.   Catat kedalaman perairan berdasarkan warna tanda pada tali perum tersebut.
i.     Setelah pembacaan selesai tali ditarik lagi ke atas deck.                 
j.     Perhatikan jenis dasar laut yang menempel pada batu duga.
k.       Catat hasilnya.

Tanda-tanda Merkah pada Tali Perum Tangan :
a.   Pada setiap kepanjangan tali 3, 13, 23, dst. Ditandai dengan kain berwarna merah.
b.   Pada setiap kepanjangan tali 5, 15, 25, dst. Ditandai dengan kain berwarna putih.
c.   Pada setiap kepanjangan tali 7, 17, 27, dst. Ditandai dengan kain berwarna biru.
d.   Pada setiap kepanjangan tali 10, 20, 30, dst. Ditandai dengan sepotong kulit yang dilubangi.
e.   Pada setiap kepanjangan tali 1, 2, 4, 6, 8, 9, 11, 12 dst. Ditandai dengan tali putih atau warna kain selain warna di atas.
                                            
Ketelitian Pemeruman Tergantung dari :
a.    Kecepatan kapal.
b.    Kemahiran juru perum.
c.    Keadaan cuaca pada saat itu.
d.  Banyaknya pemeruman yang dilakukan


PETA

Peta merupakan perlengkapan utama dalam pelayaran kapal bentuk dua dimensi (pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu. atau dengan kata lain representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi.

a.Proyeksi peta menurut jenis bidang proyeksi dibedakan :
-Proyeksi bidang datar / Azimuthal / Zenithal
-Proyeksi Kerucut
-Proyeksi Silinder
b. Proyeksi peta menurut kedudukan bidang proyeksi dibedakan :
-Proyeksi normal
-Proyeksi miring
-Proyeksi transversal
c. Proyeksi peta menurut jenis unsur yang bebas distorsi dibedakan:
-Proyeksi conform, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya sudut
-Proyeksi equidistant, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya panjang jarak
-Proyeksi equivalent, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya luas suatu daerah pada bidang -lengkung


BAROMETER


Sebuah barometer yang secara otomatis mencatat tekanan-tekanan udara dengan tidak terputus-putus selama jangka waktu tertentu, yang dilukis oleh pena pencatat dan membentuk garis lukisan pada kertas diagram (berogram).


Cara Pengoperasian
1. Siapkan alat Barograph.
2. Isi pena dengan tinta (bila isinya telah habis) dan ganti kertas silinder dengan kertas diagram yang baru.
3. Putar pesawat jamnya.
4. Amati tekanan udara pada barograph yang dihasilkan dari garis lukisan pena pencatat pada kertas diagram silinder.
5. Catat hasilnya.
6. Hitung tekanan udara sebenarnya dengan cara menambahkan koreksi-koreksi barograph, antara lain :
a. koreksi tinggi.
b. koreksi indeks.